07 Januari 2012

Tugas Ekonomi Koperasi

Nama : Diane Khatrin Triasih
Kls : 2EB23
NPM : 21210981



1) sebutkan dan jelaskan masalah yang dihadapi perkoperasiaan  di indonesia ?
jawab : 
  • Permasalahan Internal
    • Kebanyakan pengurus koperasi telah lanjut usia sehingga kapasitasnya terbatas;
    • Pengurus koperasi juga tokoh dalam masyarakat, sehingga “rangkap jabatan” ini menimbulkan akibat bahwa focus perhatiannya terhadap pengelolaan koperasi berkurang sehingga kurang menyadari adanya perubahan-perubahan lingkungan;
    • Bahwa ketidakpercayaan anggota koperasi menimbulkan kesulitan dalam memulihkannya;
    • Oleh karena terbatasnya dana maka tidak dilakukan usaha pemeliharaan fasilitas (mesin-mesin), padahal teknologi berkembang pesat; hal ini mengakibatkan harga pokok yang relative tinggi sehingga mengurangi kekuatan bersaing koperasi;
    • Administrasi kegiatan-kegiatan belum memenuhi standar tertentu sehingga menyediakan data untuk pengambilan keputusan tidak lengkap; demikian pula data statistis kebanyakan kurang memenuhi kebutuhan;
    • Kebanyakan anggota kurang solidaritas untuk berkoperasi di lain pihak anggota banyak berhutang kepada koperasi;
    • Dengan modal usaha yang relative kecil maka volume usaha terbatas; akan tetapi bila ingin memperbesar volume kegiatan, keterampilan yang dimiliki tidak mampu menanggulangi usaha besar-besaran; juga karena insentif rendah sehingga orang tidak tergerak hatinya menjalankan usaha besar yang kompleks.
  • Permasalahan Eksternal
    • Bertambahnya persaingan dari badan usaha yang lain yang secara bebas memasuki bidang usaha yang sedang ditangani oleh koperasi;
    • Karena dicabutnya fasilitas-fasilitas tertentu koperasi tidak dapat lagi menjalankan usahanya dengan baik, misalnya usaha penyaluran pupuk yang pada waktu lalu disalurkan oleh koperasi melalui koperta sekarang tidak lagi sehingga terpaksa mencari sendiri.
    • Tanggapan masyarakat sendiri terhadap koperasi; karena kegagalan koperasi pada waktu yang lalu tanpa adanya pertanggungjawaban kepada masyarakat yang menimbulkan ketidakpercayaan pada masyarakat tentang pengelolaan koperasi;
    • Tingkat harga yang selalu berubah (naik) sehingga pendapatan penjualan sekarangtidak dapat dimanfaatkan untuk meneruskan usaha, justru menciutkan usaha.
Persoalan-persoalan yang dihadapi koperasi kiranya menjadi relative lebih akut, kronis, lebih berat oleh karena beberapa sebab :
  1. Kenyataan bahwa pengurus atau anggota koperasi sudah terbiasa dengan system penjatahan sehingga mereka dahulu hanya tinggal berproduksi, bahan mentah tersedia, pemasaran sudah ada salurannya, juga karena sifat pasar “sellers market” berhubungan dengan pemerintah dalam melaksanakan politik. Sekarang system ekonomi terbuka dengan cirri khas : “persaingan”. Kiranya diperlukan penyesuaian diri dan ini memakan waktu cukup lama.
  2. Para anggota dan pengurus mungkin kurang pengetahuan/skills dalam manajemen. Harus ada minat untuk memperkembangkan diri menghayati persoalan-persoalan yang dihadapi.
  3. Oleh karena pemikiran yang sempit timbul usaha “manipulasi” tertentu, misalnya dalam hal alokasi order/ tugas-tugas karena kecilnya “kesempatan yang ada” maka orang cenderung untuk memanfaatkan sesuatu untuk dirinya terlebih dahulu.
  4. Pentingnya rasa kesetiaan (loyalitas) anggota; tetapi karena anggota berusaha secara individual (tak percaya lagi kepada koperasi) tidak ada waktu untuk berkomunikasi, tidak ada pemberian dan penerimaan informasi, tidak ada tujuan yang harmonis antara anggota dan koperasi dan seterusnya, sehingga persoalan yang dihadapi koperasi dapat menghambat perkembangan koperasi.

2) Mengapa koperasi dijadikan sebagai sokoguru ?
Jawab :
  • Pembangunan koperasi sebagai sokoguru mempunyai hubungan yang sangat erat dengan pembangunan sektor koperasi, karena kokohnya struktur sokoguru ini ditentukan oleh keberhasilan pembangunan dan integrasi sektor koperasi. Oleh sebab itu, koperasi harus dilihat sebagai suatu jalinan struktural dari berbagai jenis dan tingkat organisasi koperasi sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Sektor koperasi merupakan sub sistem dalam sistem sosial ekonomi Indonesia yang meliputi segala jenis koperasi yang berdiri sendiri maupun yang bergabung dalam struktur yang saling terkait termasuk di dalamnya segala bentuk usaha yang sudah terkait dalam arti sosial maupun ekonomi seperti kelompok tani.
  • Menurut M. Hatta sebagai pelopor pasal 33 UUD 1945 tersebut, koperasi dijadikan sebagai sokoguru perekonomian nasional karena:
    A.Koperasi mendidik sikap self helping
    B.koperasi mempunyai sifat kemasyarakatan , dimana kepentingan masyrakat harus lebih diutamakan daripada kepentingan pribadi dan golongan sendiri
    C.koperasi digali dan dikembangkan dari budaya asli Indonesia
    D.koperasi menentang segala paham yang berbau individualism dan kapitalisme
    dalam era globalisasi ekonomi sekarang, koperasi tetap dipandang sebagai sokoguru perekonomian nasioanl. Hal ini tidak terlepas dari jatidiri kopersi itu sendiri dalam gerakan dan cara kerjanya selalu mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam asas-asas pembangunan nasional seperti yang termaktub dalam GBHN
     

02 Januari 2012

Akuntansi Biaya (BOP)



BOP Tarip Tunggal

BOP metode harga pokok pesanan adalah semua elemen biaya produksi selain Biaya Bahan Baku ( BB ) dan Biaya Tenaga Kerja Langsung ( BTKL ), elemennya: Biaya Bahan Penolong ( BBP ), Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung ( BTKTL ), penyusutan dan amortisasi aktiva tetap pabrik, biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik, biaya listrik dan air pabrik, biaya asuransi pabrik, BOP lain-lain.

BOP metode harga pokok proses adalah semua elemen biaya produksi selain Biaya Bahan ( BB ), dan Biaya Tenaga Kerja ( BTK ), elemennya: biaya penyusutan dan amortisasi aktiva tetap pabrik, biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik, biaya listrik dan air pabrik, biaya asuransi pabrik, BOP lain-lain.


Penggolongan BOP atas dasar tingkah laku Biaya;
1.      Biaya Tetap; Karakteristik:
·      Biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan / aktivitas sampai tingkat tertentu.
·      Pada biaya tetap, biaya satuan berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume kegiatan, makin tinggi volume kegiatan makin rendah biaya satuan, dan sebaliknya.
·      Contoh BOP tetap: biaya asuransi pabrik, biaya penyusutan aktiva tetap, gaji staff pabrik dan mandor.

2. Biaya Variabel; Karakteristik:
  • Biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan makin besar volume kegiatan makin besar pula jumlah total biaya variable, dan sebaliknya.
  • Pada biaya variable, biaya satuan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan (konstan)
  • Contoh BOP variable, misalnya: BBP, sebagian BTKTL, BB, dll biaya overhead variable.

3. Biaya Semi Variabel; Karakteristik:
  • Biaya yang jumlah totalnya berubah sesuai dengan perubahan volume kegiatan, tetapi sifat perubahannya tidak sebanding. Makin besar volume kegiatan makin besar jumlah total biaya, makin kecil volume kegiatan makin kecil pula jumlah total biaya, tapi perubahannya tidak sebanding.
  • Pada biaya semi variable, biaya satuan berubah terbalik dihubungkan perubahan volume tapi sifatnya tidak sebanding sampai dengan tingkatan kegiatan tertentu, makin tinggi volume kegiatan rendah biaya satuan, makin rendah volume kegiatan makin tinggi biaya satuan.
  • Contoh BOP semi Variabel, misalnya: biaya pembangkit listrik, biaya reparasi dan pemeliharaan, biaya pengobatan karyawan pabrik.

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penentuan tarip BOP:
1.      Dasar yang dipakai untuk membebankan BOP kepada produk, yang lazim:
A.    Satuan Produksi
T = BBOP / BP
      T = Tarip BOP
      BBOP = Budget BOP dalam periode tertentu
      BP = Budget produksi dalam periode yang bersangkutan
      Kebaikan:
-          Sederhana dan mudah dipakai
-          Cocok untuk perusahaan yang menghasilkan satu macam produk
-          Membebankan BOP secara langsung kepada produk
            Kelemahan:
-          Bila setiap satuan produk tidak menikmati kapasitas pabrik yang sama dasar ini sifatnya tidak adil.
-          Bila perusahaan menghasilkan beberapa macam produk metode satuan produksi harus dimodifikasi dengan dasar tertimbang / dasar nilai (point)

B.     Biaya Bahan Baku
T  =  (BBOP/BBBB) x 100%
            T  =  Tarip BOP
            BBOP  =  Budget BOP dalam periode tertentu
            BBBB  =  Budget BBB periode yang bersangkutan
            Misalnya: 
            Tahun 1999 BBOP Rp. 300.000, BBBB Rp 500.000, besarnya tarip BOP: (Rp 300.000/Rp 500.000) x 100% = 60% dari BBB.
            Bila suatu produk menikmati BBB Rp 20.000, akan dibebani BOP = Rp 20.000 x 60% = Rp 12.000,-.
            Kebaikan:
-          Mudah dipakai dan praktis
-          Sesuai untuk digunakan apabila ada kerolasi (hubungan) yang erat antara elemen BOP dengan BBB.
            Kelemahan:
-          Pemakaiannya terbatas, BOP tidak selalu berhubungan erat dengan BBB
-          Mutu Bahan Baku yang dipakai tidak selalu sama
-          Tidak adil bila ada produk yang mengkonsumsi Bahan Baku di semua proses, tapi ada produk yang hanya mengkonsumsi Bahan Baku pada proses tertentu saja.
           
C.     Dasar BTKL
T  =  (BBOP/BBTKL) x 100%
T  =  Tarip BOP
BBOP  =  Budget BOP dalam periode tertentu
BBTKL = Budget BTKL periode yang bersangkutan
Misalnya, BBOP tahun 1999 Rp 300.000, BBTKL Rp 400.000, Tarip BOP = (Rp 300.000/Rp 400.000) x 100% = 75% dari BTKL
Bila produk yang menikmati BTKL Rp 15.000 BOP yang dibebankan = Rp 15.000 x 75% = Rp 11.250,-.
Kebaikan:
-          Mudah dipakai dan praktis
-          Sesuai dengan perusahaan dimana BOP mempunyai hubungan yang erat dengan BTKL
-          Sesuai untuk perusahaan yang membayar upah langsung dengan tarip yang sama untuk pekerjaan yang sama, meskipun dikerjakan oleh karyawan yang berbeda.
Kelemahan:
-          Bila BOP tidak mempunyai hubungan yang erat dengan BTKL
-          Tidak dapat digunakan dengan adil tarip TK selalu berubah dari waktu ke waktu
-          Produk tertentu yang menggunakan karyawan yang relative ahli umumnya dibayar dengan tarip upah relative tinggi akan menyebabkan BTKL besar dan akibatnya BOP tinggi.

D.    Dasar Jam Kerja Langsung
Digunakan untuk menghilangkan kelemahan yang disebabkan tarip upah yang berfluktuasi dari waktu ke waktu dan perbedaan tarip upah karena tingkat keahlian karyawan.
T  = BBOP/BJKL
T  =  Tarip BOP
BBOP  =  Budget BOP
BJKL  =  Budget Jam Kerja Langsung
Misal, BBOP Rp 300.000, BJKL 40.000 jam, Tarip BOP = ( Rp 300.000 / 40.000 ) = Rp 7,5/jkl
Pesanan / Produk yang menikmati 2000 jam kerja langsung akan dibebani BOP sebesar 2000 x Rp 7,5 = Rp 15.000

E.     Dasar Jam Mesin
T  = BBOP / BJM
            T  = Tarip BOP
            BBOP = Budget BOP
            BJM = Budget Jam Mesin
            Misal, BJM 30.000 jam, BBOP Rp 300.000 maka tarip BOP = Rp 300.000 / 30.000 jm = Rp 10/jm.
            Bila Produk yang menikmati 2000 jam mesin, BOP dibebankan sebesar 2000 x Rp 10,- = Rp 20.000,-.
            Kebaikan:
-       Membebankan BOP dengan adil bila sebagian besar BOP mempunyai hubungan yang erat dengan penggunaan mesin.
Kelemahan:
-       Tidak dapat membebankan BOP dengan adil bila sebagian besar elemen BOP tidak berhubungan erat dengan penggunaan mesin
-       Sering terdapat mesin yang tidak memiliki pencatat jam mesin secara otomatis / sudah rusak
-       Pemakaian dasar ini terbatas pada pabrik / departemen di dalam pabrik yang menggunakan mesin.


F.      Dasar Harga Pasar / Nilai Pasar
            Hanya dipakai jika perusahaan menghasilkan beberapa jenis produk yang sifatnya merupakan produk bersama.
T = ( BBOP/BPSMP ) x 100% = Persentase BOP dari harga jual.
            T = Tarip BOP
            BBOP = Budget BOP
            BPSMP = Budget Penjualan Semua Macam Produk
            Kelemahan:
-          BOP yang dimiliki oleh produk tidak selalu proporsional (sebanding) dengan harga jual

G.    Dasar Rata-rata Bergerak
            Menggunakan data BOP dan kapasitas sesungguhnya selama 1 th sebelumnya :12
TB  =  BOPSR / KSR
            TB  =  Tarip BOP bulan tertentu
            BOPSR = BOP sesungguhnya rata-rata satu bulan pada setahun sebelumnya
            KSR = Kapasitas sesungguhnya rata-rata satu bulan pada setahun sebelumnya.

  1. Penentuan Tingkat Kapasitas Yang Digunakan
Apabila Kapasitas naik, tarip biaya turun, produk dibebani BOP yang kecil.
Apabila kapasitas turun,  tarip biaya naik, produk dibebani BOP besar.

Kapasitas naik, sulit dicapai oleh pelaksana dan tarip akan turun akibatnya selisih BOP jumlahnya besar dan sifatnya tidak menguntungkan.

Kapasitas turun akan mudah dicapai dan tidak bermanfaat untuk pengendalian biaya, tarip menjadi naik dan akan menimbulkan selisih BOP menguntungkan.

Cara untuk menentukan tinggi rendahnya kapasitas:
a.       Kapasitas Teoritis ( Kapasitas Ideal )
Kapasitas produksi suatu departemen / pabrik pada kecepatan penuh tanpa berhenti selama periode tertentu

b.      Kapasitas Praktis
Kapasitas Teoritis dikurangi hambatan –hambatan / pemberhentian kegiatan produksi yang tidak dapat dihindari dan datangnya dari factor internal perusahaan. Misalnya, karena hilangnya waktu untuk reparasi, waktu tunggu, buruknya mutu BB, keterlambatan datangnya bahan dan supplies, hari-hari libur karyawan, dsb.

c.       Kapasitas Normal
Kapasitas Teoritis dikurangi hambatan-hambatan / pemberhentian kegiatan produksi yang tidak dapat dihindari baik yang disebabkan oleh factor internal / eksternal perusahaan.
Hambatan eksternal dapat berupa penurunan tingkat penjualan dalam jangka panjang disebabkan karena factor musiman, siklus dan trend.
Kapasitas Normal = kapasitas praktis dikurangi hambatan karena factor eksternal perusahaan.

d.      Kapasitas Sesungguhnya Yang Diharapkan
Penentuan besarnya kapasitas didasarkan pada taksiran jumlah produksi sesungguhnya yang diharapkan terjadi untuk periode (th) yang akan datang.
Hanya cocok untuk perusahaan yang tingkat produknya relative stabil (tidak berfluktuasi) dari waktu ke waktu.

  1. Diikutsertakan / tidaknya elemen BOP Tetap ke dalam perhitungan tarip.
A.    Metode Harga Pokok Penuh
Semua elemen biaya produksi (Tetap / Variabel) diperhitungkan ke dalam harga pokok produk
Tarip BOPà BOP variable / BOP tetap diikutsertakan dalam menentukan besarnya budget BOP
T  = (BBOPv + BBOPt) / BK
T  = Tarip BOP
BBOPv = Budget BOP Variabel
BBOPt  =  Budget BOP Tetap
BK  =  Budget Kapasitas

B.     Metode Harga Pokok Variabel
Hanya elemen biaya prodsuksi variable yang diperhitungkan ke dalam harga pokok produk. Biaya produksi tetap langsung diakui sebagai biaya waktu yang langsung dimasukkan ke laporan laba rugi.
Tarip BOP à hanya BOP variable
T  =  BBOPv / BK

  1. Penggunaan satu tarip / beberapa tarip di dalam produk
Faktor yang mempengaruhi:
A.    Tahapan pengolahan produk.
                  Jika pabrik relatif kecil dan hanya diolah melalui satu tahap à satu tarip untuk seluruh pabrik.
                  Jika pabrik relative bear dan mengolah produk melalui beberapa tahapan à departemenisasi tarip BOP
B.     Seberapa jauh manajemen ingin mengendalikan BOP

Langkah-langkah penentuan dan penggunaan satu tarip untuk seluruh pabrik:
1.      Penentuan Besarnya Tarip BOP
a.       Penentuan budget BOP
b.      Penentuan dasar pembebanan dan tingkta kapasitas
c.       Perhitungan tarip BOP

2.      Pembebanan BOP kepada Produk / Pesanan
BOP b = KS x T
BOP b = BOP dibebankan
KS = Kapasitas Sesungguhnya
T = Tarip BOP (total)


3.   Pengumpulan BOP Sesungguhnya
BOP sesungguhnya yang terjadi ditampung dalam rekening BOP sesungguhnya (Debit) dan (Kredit) untuk rekening yang menimbulkan biaya. Rekening BOP sesungguhnya dijumlahkan tiap akhir periode.

4.   Perhitungan, Analisa dan Perlakuan Selisih BOP
a. Jika selisih BOP timbul karena ketidaktepatan penentuan tarip BOP, maka selisih BOP akan dialokasikan kembali ke dalam elemen persediaan produk dalam proses, persediaan selesai dan harga pokok penjualan.
b. Jika selisih BOP timbul karena factor efisiensi, selisih BOP diperlakukan langsung ke dalam elemen rugi laba.

Akuntansi biaya ( Variable costing )



HARGA POKOK VARIABEL
(VARIABEL COSTING
  • DEFINISI DAN PENGERTIAN
  • FULL COSTING VS VARIABEL COSTING
  • DASAR MUNCULNYA HARGA POKOK VARIABEL
  • TUJUAN DAN MANFAAT HARGA POKOK VARIABEL
  • KELEMAHAN VARIABEL COSTING
  FULL COSTING
            VS
VARIABEL COSTING
HARGA POKOK PENUH
üPENGGOLONGAN BIAYA MENURUT FUNGSINYA
üBIAYA TETAP MENJADI UNSUR HARGA POKOK PRODUKSI
üPENYUSUNAN LAPORAN RUGI LABA TANPA MENCARI CONTRIBUTION MARGIN

HARGA POKOK VARIABEL
üPENGGOLONGAN BIAYA MENURUT PRILAKUNYA
üBIAYA TETAP MENJADI UNSUR BIAYA PERIODE
üPENYUSUNAN RUGI LABA DENGAN MENCARI CONTRIBUTION MA

MUNCULNYA VARIABEL COSTING

oJUMLAH PRODUKSI TIDAK SEPERTI PADA TAFSIRAN PRODUKSI NORMAL SEHINGGA BOP DIBEBANKAN BISA LEBIH ATAU KURANG DIBEBANKAN
oJUMLAH YANG DIPRODUKSI TIDAK SAMA DENGAN JUMLAH YANG DIJUAL SEHINGGA BIAYA BERSIFAT TETAP AKAN MENEMPEL PADA PERSEDIAAN SAMPAI PERSEDIAAN TERJUAL
oPIHAK INTERNAL MEMERLUKAN INFORMASI YANG DISUSUN DENGAN METODE HARGA POKOK VARIABEL  

 TUJUAN HARGA POKOK VARIABEL
nMEMBANTU MANAJEMEN MENGETAHUI BATAS KONTRIBUSI UNTUK PERENCANAAN LABA MELALUI ANALISA HUBUNGAN BIAYA VOLUME LABA UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN JANGKA PENDEK
nMEMUDAHKAN MANAJEMEN MENGENDALIKAN KONDISI OPERASIONAL YANG SEDANG BERJALAN SERTA MENETAPKAN PENILAIAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPADA DEPARTEMEN ATAU DIVISI TERTENTU DI DALAM PERUSAHAAN

HA   MANFAAT METODE HARGA POKOK VARIABEL

PIHAK INTERNAL
ØPERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK
ØPENENTUAN HARGA JUAL
ØPENGAMBILAN KEPUTUSAN
ØPENGENDALIAN BIAYA

PIHAK EXTERNAL
ØPENENTUAH HARGA POKOK PERSEDIAAN
ØPENENTUAN LABA

KELEMAHAN HARGA POKOK VARIABEL
vSUKAR MENGGOLONGKAN BIAYA KE DALAM BIAYA TETAP DAN VARIABEl
vTIDAK SESUAI DENGAN PSAK
vINFORMASI YANG DIHASILKAN HANYA DIGUNAKAN UNTUK PIHAK INTER à DIBUAT ADJUSTMENT

ELEMEN BIAYA FULL & VARIABEL COSTING
ELEMEN                          HP. PENUH                 HP VAR


BIAYA
BAHAN BAKU                                            Y                  Y

J
TENAGA KERJA
LANGSUNG VARIABEL                             Y                   Y

J
TENAGA KERJA
LANGSUNG TETAP                                  Y                   T

L
BOP VARIABEL                                        Y                   Y               

J
BOP TETAP                                             Y                  T

L




PERLAKUAN BIAYA PRODUK DAN BIAYA PERIODE

HP. PENUH  HP. VARIABEL
BIAYA PRODUKSI :  BIAYA VARIABEL :
- VARIABEL  - PRODUKSI
- TETAP  - NON PRODUKSI
BIAYA NON PRODUKSI :  BIAYA TETAP:
- VARIABEL  - PRODUKSI
- TETAP  - NON PRODUKSI



DEFI  DEFINISI & PENGERTIAN

ADALAH :
nSUTAU KONSEP PENENTUAN HARGA POKOK YANG HANYA MEMASUKKAN UNSUR BIAYA YANG BERSIFAT VARIABEL KE DALAM HARGA POKOK PRODUKSI
nBIAYA YANG BERSIFAT TETAP DIPERLAKUKAN SEBAGAI BIAYA PERIODE