30 Oktober 2012

TULISAN PENALARAN DEDUKTIF


PENALARAN DEDUKTIF
Penalaran deduktif adalah  suatu simpulan yang didapat dari satu atau bahkan lebih pernyataan yang sifatnya lebih umum atau luas . simpulan yang diperoleh tidak mungkin lebih umum daripada proporsi tempat menarik simpulan itu. Yang disebut proporsi tempat menarik simpulan adalah Premis.
Penarikan simpulan atau yang disebut juga konklusi secara deduktif itu dapat dilakukan dengan dua cara yaitu penarikan simpulan dilakukan secara langsung dan penarikan simpulan dilakukan secara tidak langsung.

A.     Menarik Simpulan Secara Langsung
Sekarang kita akan membahas menarik simpulan secara langsung
Simpulan (konklusi) secara langsung ditarik dari satu premis. Sebaliknya, simpulan yang ditarik dari dua premis disebut dengan simpulan tidak langsung.
Sebagai contoh perhatikan kalimat di bawah ini :

1.      Semua S adalah P (premis)
Sebagian P adalah S (simpulan)

Semua Mahasiswa adalah lulusan SMA (premis)
Sebagian lulusan SMA adalah Mahasiswa (Simpulan)

2.      Tidak Satupun S adalah P (premis)
Tidak satu pun P adalah S (Simpulan)

Tidak seorang cantik pun adalah artis (Premis)
Tidak seorang artis pun adalah cantik (Simpulan )

3.      Semua S adalah P (Premis)
Tidak satupun S adalah tak P (simpulan)

Semua Senapan adalah Senjata berbahaya (Premis)
Tidak satupun Senapan adalah Senjata tidak berbahaya (simpulan)


B.     Menarik Simpulan Tidak Langsung
Menarik simpulan secara tidak langsung memerlukan dua premis sebagai data. Dari dua premis ini maka akan dihasilkan sebuah simpulan. Premis pertama adalah premis bersifat umum dan premis kedua adalah premis yang bersifat khusus.
Untuk menarik simpulan tidak langsung ini kita memerlukan suatu premis atau pernyataan dasar yang sifat nya pengetahuan dan semua orang sudah tahu, seperti misalnya 
-          Setiap manusia akan mati
-          Anggrek adalah tanaman berakar gantung
-          Sarjana adalah lulusan perguruan tinggi
Berikut ini adalah beberapa contoh jenis penalaran deduktif dengan penarikan simpulan secara tidak langsung :
1.      Silogisme kategorial
Silogisme kategorial adalah suatu silogisme yang terjadi dari tiga proporsi. Dua  proporsi merupakan premis dan satu proporsi merupakan simpulan.
-          Premis yang bersifat umum biasa disebut premis mayor.
-          Premis yang bersifat khusus biasa disebut premis minor.
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat.
-          Subjek simpulan disebut term minor.
-          Predikat simpulan disebut term mayor.
Contoh :
Semua manusia bijaksana
Semua polisi adalah manusia
Jadi semua polisi bijaksana.
Untuk menghasilkan simpulan harus ada term penengah. Sebagai pengubung antara premis mayor dan minor. Term penengah di atas adalah manusia. Term penengah hanya terdapat di premis, tidak terdapat pada simpulan. Jika term penengah tidak ada, simpulan tidak dapat diambil.
Aturan umum silogisme kategorial adalah
a.       Silogisme terdiri atas tiga term : mayor, minor, dan penengah
Contoh :
Semua mahasiswa harus giat belajar
Ani adalah seorang mahasiswa
Ani harus giat belajar.
Term minor = Ani, Term mayor = harus giat belajar, Term penengahnya = mahasiswa
Dalam premis kalau lebih dari tiga term simpulan akan jadi salah.

b.      Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
Contoh :
Semua harimau bukan serigala
Tidak seekor serigala pun  adalah domba
c.       Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif.
Contoh :
Tidak seekor jerapah pun adalah sapi
Semua jerapah berleher panjang
Jadi, tidak seekor sapi pun berleher panjang.

2.      Silogisme hipotesis adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi kondisonal hipotesis. Kalau premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen begitu pula sebaliknya.
Contoh :
jika besi dipanaskan, besi akan memuai
besi dipanaskan
jadi, besi memuai.

3.      Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proporsi alternatif. Kalau premis minornya membenarkan salah satu alternatif, simpulannya akan menolak alternatif  lain.

4.      Entimen sebenarnya adalah silogisme ini jarang di temukan dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, ada bentuk silogisme yang tidak mempunyai premis mayor karena premis mayor sudah di ketahui secara umum, yang di kemukakan hanya premis minor dan simpulan.
Contoh :
Semua sarjana adalah orang cerdas
Ani adalah seorang sarjana
Jadi, Ani adalah orang cerdas.
Dari silogisme ini dapat ditarik saru entimen yaitu “Ani adalah orang cedas, dia adalah seorang sarjana”

Reff :
cahyanuaink.blogspot.com/.../penalaran-deduktif.... -
buku cermat berbahasa indonesia Edisi perguruan tinggi-E Zaenal Arifin dan S.Amran Tasai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar