PENALARAN DEDUKTIF
Penalaran deduktif adalah suatu simpulan yang didapat dari satu atau
bahkan lebih pernyataan yang sifatnya lebih umum atau luas . simpulan yang
diperoleh tidak mungkin lebih umum daripada proporsi tempat menarik simpulan
itu. Yang disebut proporsi tempat menarik simpulan adalah Premis.
Penarikan simpulan atau yang
disebut juga konklusi secara deduktif itu dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
penarikan simpulan dilakukan secara langsung dan penarikan simpulan dilakukan
secara tidak langsung.
A. Menarik
Simpulan Secara Langsung
Sekarang
kita akan membahas menarik simpulan secara langsung
Simpulan
(konklusi) secara langsung ditarik dari satu premis. Sebaliknya, simpulan yang
ditarik dari dua premis disebut dengan simpulan tidak langsung.
Sebagai
contoh perhatikan kalimat di bawah ini :
1.
Semua
S adalah P (premis)
Sebagian
P adalah S (simpulan)
Semua
Mahasiswa adalah lulusan SMA (premis)
Sebagian
lulusan SMA adalah Mahasiswa (Simpulan)
2.
Tidak
Satupun S adalah P (premis)
Tidak satu pun P adalah S (Simpulan)
Tidak satu pun P adalah S (Simpulan)
Tidak
seorang cantik pun adalah artis (Premis)
Tidak seorang artis pun adalah cantik (Simpulan )
Tidak seorang artis pun adalah cantik (Simpulan )
3.
Semua
S adalah P (Premis)
Tidak
satupun S adalah tak P (simpulan)
Semua
Senapan adalah Senjata berbahaya (Premis)
Tidak
satupun Senapan adalah Senjata tidak berbahaya (simpulan)
B. Menarik
Simpulan Tidak Langsung
Menarik
simpulan secara tidak langsung memerlukan dua premis sebagai data. Dari dua
premis ini maka akan dihasilkan sebuah simpulan. Premis pertama adalah premis
bersifat umum dan premis kedua adalah premis yang bersifat khusus.
Untuk
menarik simpulan tidak langsung ini kita memerlukan suatu premis atau
pernyataan dasar yang sifat nya pengetahuan dan semua orang sudah tahu, seperti
misalnya
-
Setiap
manusia akan mati
-
Anggrek
adalah tanaman berakar gantung
-
Sarjana
adalah lulusan perguruan tinggi
Berikut ini adalah beberapa
contoh jenis penalaran deduktif dengan penarikan simpulan secara tidak langsung
:
1. Silogisme
kategorial
Silogisme
kategorial adalah suatu silogisme yang terjadi dari tiga proporsi. Dua proporsi merupakan premis dan satu proporsi merupakan
simpulan.
-
Premis
yang bersifat umum biasa disebut premis mayor.
-
Premis
yang bersifat khusus biasa disebut premis minor.
Dalam simpulan terdapat subjek
dan predikat.
-
Subjek
simpulan disebut term minor.
-
Predikat
simpulan disebut term mayor.
Contoh
:
Semua manusia bijaksana
Semua polisi adalah manusia
Jadi semua polisi
bijaksana.
Untuk menghasilkan
simpulan harus ada term penengah. Sebagai pengubung antara premis mayor dan
minor. Term penengah di atas adalah manusia. Term penengah hanya terdapat di
premis, tidak terdapat pada simpulan. Jika term penengah tidak ada, simpulan tidak
dapat diambil.
Aturan umum silogisme kategorial
adalah
a.
Silogisme
terdiri atas tiga term : mayor, minor, dan penengah
Contoh :
Semua
mahasiswa harus giat belajar
Ani
adalah seorang mahasiswa
Ani harus giat belajar.
Term
minor = Ani, Term mayor = harus giat belajar, Term penengahnya = mahasiswa
Dalam premis kalau lebih dari
tiga term simpulan akan jadi salah.
b.
Dua
premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
Contoh :
Semua
harimau bukan serigala
Tidak
seekor serigala pun adalah domba
c.
Bila
salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif.
Contoh :
Tidak
seekor jerapah pun adalah sapi
Semua
jerapah berleher panjang
Jadi, tidak seekor sapi pun
berleher panjang.
2. Silogisme
hipotesis adalah
silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi kondisonal
hipotesis. Kalau premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan
konsekuen begitu pula sebaliknya.
Contoh
:
jika
besi dipanaskan, besi akan memuai
besi
dipanaskan
jadi,
besi memuai.
3. Silogisme
alternatif
adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proporsi alternatif. Kalau
premis minornya membenarkan salah satu alternatif, simpulannya akan menolak
alternatif lain.
4. Entimen sebenarnya adalah silogisme ini
jarang di temukan dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, ada bentuk
silogisme yang tidak mempunyai premis mayor karena premis mayor sudah di
ketahui secara umum, yang di kemukakan hanya premis minor dan simpulan.
Contoh
:
Semua sarjana adalah orang cerdas
Ani adalah seorang sarjana
Jadi,
Ani adalah orang cerdas.
Dari silogisme
ini dapat ditarik saru entimen yaitu “Ani
adalah orang cedas, dia adalah seorang sarjana”
Reff :
cahyanuaink.blogspot.com/.../penalaran-deduktif.... -
buku cermat berbahasa indonesia Edisi perguruan tinggi-E Zaenal Arifin dan S.Amran Tasai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar