Penalaran Induktif merupakan penalaran
yang bertolak dari pernyataan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan suatu
simpulan yang umum. Dengan kata lain, simpulan yang di peroleh tidak lebih
khusus daripada pernyataan(premis).
Bentuk penalaran induktif adalah :
1.
Generalisasi : proses penalaran yang
mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untukmendapatkan
simpulan yang bersifat umum.
Contoh :
Jika dipanaskan, besi memuai
Jika dipanaskan, tembaga memuai
Sahih tidak sahih nya data simpulan dari
generalisasi itu dapat dilihat dari hal hal berikut :
1.
Data harus memadai jumlahnya. Makin banyak
data yang dipaparkan makin sahih simpulan yang diperoleh.
2.
Data harus mewakili keseluruhan
3.
Pengecualian perlu diperhitungkan karna
data-data yang mempunyai sifat khusus tidak dapat dijadikan data.
Macam-macam generalisasi
Generalisasi sempurna Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh: sensus penduduk
Generalisasi tidak sempurna Adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantalon.
Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna
Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.
Prosedur pengujian atas generalisasi tersebut adalah:
1. Jumlah sampel yang diteliti terwakili.
2. Sampel harus bervariasi.
3. Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.
Generalisasi sempurna Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh: sensus penduduk
Generalisasi tidak sempurna Adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantalon.
Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna
Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.
Prosedur pengujian atas generalisasi tersebut adalah:
1. Jumlah sampel yang diteliti terwakili.
2. Sampel harus bervariasi.
3. Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.
2.
Analogi : Cara penarikan penalaran secara
membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.
Contoh :
Siska adalah lulusan Akademi B
Siska dapat menjalankan tugasnya dengan baik
Andi adalah lulusan Akdemi B
Oleh sebab itu, Andi menjalankan tugasnya
dengan baik
Tujuan penalaran secara Analogi adalah sebagai
berikut :
·
Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
·
Analogi digunakan untuk menyingkapkan
kekeliruan
·
Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi
3.
Hubunagan kausal : Penalaran ysng diperoleh
dari gejala-gejala saling berhubungan. Misalnya, Tombol ditekan,akibatnya bel berbunyi. Dalam kehidupan sehari-hari,
hunungan kausal ini sering ditemukan. Hujan
turun dan jalanan becek. Ia kena penyakit kanker otak dan meninggal. Dalam
kaitannya dengan hubungan kausal ini, tiga hubungan antar masalah , yaitu sbb :
a.
Sebab-Akibat
Sebab-akibat
ini berpola A menyebabkan B, Hubungan ini dapat pula berpola A menyebabkan
B,C,D dan sterusnya. Jadi, efek dari peristiwa yang dianggap penyebab kadang
lebih dari satu.
Kalau kita melihat sebiji mangga hatuh
dari batangnya kita akan memperkirakan beberapa kemungkinan penyebabnya. Andaikata
angin tiba-tiba bertiup A, dan hujan tiba tiba turun B, ternyata tidak sebuah
mangga pun jatuh E, tentu kita dapat menyimpulkan bahwa jatuh nya mangga itu
disebabkan oleh lemparan anak-anak C
b.
Akibat-sebab
Dapat
kita lihat pada peristiwa seseorang pergi kedokter. Ke dokter merupakan akibat dan sakit merupakan sebab.
c.
Akibat-akibat
Akibat-akibat
adalah suatu penalaran yang menyariratkan penyebabnya. Peristiwa “akibat”
langsung disimpulkan pada suatu “akibat” yang lain .
Contoh
nya:
Ketika
pulang dari pasar, ibu anya melihat tanah dihalamannya yang becek. Ibu langsung
menyimpulkan bahwa kain jemuran di belakang rumahnya pasti basak.
4.
Salah Nalar
Salah nalar adalah kesalahan struktur atau proses formal penalaran dalam menurunkan kesimpulan sehingga kesimpulan tersebut menjadi tidak valid. Jadi berdasarkan pengertian tersebut, salah nalar bisa terjadi apabila pengambilan kesimpulan tidak didasarkan pada kaidah-kaidah penalaran yang valid. Terdapat beberapa bentuk salah nalar yang sering kita jumpai, yaitu: menegaskan konsekuen, menyangkal antiseden, pentaksaan, perampatan-lebih, parsialitas, pembuktian analogis, perancuan urutan kejadian dengan penyebaban, serta pengambilan konklusi pasangan.
Salah nalar adalah kesalahan struktur atau proses formal penalaran dalam menurunkan kesimpulan sehingga kesimpulan tersebut menjadi tidak valid. Jadi berdasarkan pengertian tersebut, salah nalar bisa terjadi apabila pengambilan kesimpulan tidak didasarkan pada kaidah-kaidah penalaran yang valid. Terdapat beberapa bentuk salah nalar yang sering kita jumpai, yaitu: menegaskan konsekuen, menyangkal antiseden, pentaksaan, perampatan-lebih, parsialitas, pembuktian analogis, perancuan urutan kejadian dengan penyebaban, serta pengambilan konklusi pasangan.
buku cermat berbahasa indonesia untuk perguruan tinggi-E Zaenal Arifin